Sabtu, 06 September 2008

REMAJA ITU BERNAMA “POLITIK”
July 20, 2008, 2:34 pm
Filed under: My Mind

Siang itu dia pulang kerumah dengan hati teramat senang, disepanjang jalan dia terus berteriak-teriak agar semua orang tahu kalau dia telah terpilih menjadi ketua kelas. Dengan bangga dia terus berteriak “aku menang!!!!” “aku ketua kelas sekarang!!!”, beberapa orang yang melihat berpikir kalau dia sudah gila.

Setibanya dirumah ibunya juga menjadi sasaran kegembiraannya, dia mengguncang, memeluk dan mencium tubuh ibunya sambil berteriak ”Aku ketua kelas sekarang bu!”. si ibu hanya bisa menggeleng, dan bertanya bagaimana caranya kamu bisa menang? Apakah semua teman-teman dikelas menyukaimu?. Dengan santai si anak menjawab aku hanya melakukan sedikit trik bu, tidak semua teman-teman menyukaiku tapi aku mampu menarik perhatian mereka semua. Si ibu semakin heran dan kembali bertanya trik apa yang dilakukan oleh anaknya?, si anak menjawab tidak ada trik khusus hanya dengan menjatuhkan saingan dan membuat dirinya menjadi lebih baik dimata teman-teman. Ibunya terkejut, dengan suara berat si ibu coba menasehati anaknya ”Politik, cobalah untuk berbuat baik, seharusnya kamu bisa mengendalikan dirimu dan menjadi ketua kelas dengan cara yang lebih baik. Ingat anakku dirimu ibarat pisau, tergantung bagaimana kamu menggunakannya, kamu bisa membantu seseorang dengan memotong sayuran dan menjadikan masakan yang lezat, namun kamu juga bisa membunuh orang lain dengan ketajamannya”.

Dengan batin penuh gejolak si anak yang ternyata bernama politik masuk kekamar, ada keinginan besar dalam dirinya untuk menjadi lebih, lebih dan lebih, hari ini cukup menjadi ketua kelas, tapi tunggu nanti…..

Tahun berlalu, Politik berajak dewasa dan perjalanannya pun semakin jauh. Sekarang saja dia telah mampu menjadi seorang anggota DPR. Dan itu masih belum cukup! dengan kemampuannya dia terus mencari kesempatan, hingga akhirnya dia tertangkap di jebloskan ke penjara dan didudukan dimeja hijau.

Ketika persidangan, hakim dan jaksa penuntut terkejut, daftar kejahatan yang dibuat begitu banyak, mulai dari Pemilihan Kepala Daerah, Kenaikan BBM, kelangkaan minyak, pembunuhan aktivis HAM, sampai kepada konflik berdarah di Aceh. Masih banyak lagi kejatahannya hingga tak sanggup untuk dibaca. Dengan usia masih muda dia telah melakukan kejahatan-kejahatan luar biasa.

Hakim bertanya kepada politik apakah dia tidak merasa bersalah dan berdosa dengan semua kejahatannya?. Politik menjawab dengan tegas kalau dia tidak pernah merasa bersalah, dia hanya mencoba mengenalkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sifat asli dari manusia yaitu saling menjatuhkan. Hakim dan peserta yang hadir dalam sidang terdiam.

Politik bangkit dari tempat duduknya, dengan lantang dia bertanya kepada semua orang ”siapa dari kalian yang membenciku?”. tak ada yang menjawab. Politik kembali bertanya ”kalau begitu siapa dari kalian yang menyukaiku?”. masih tak ada yang mau menjawab. Politik kembali bicara ” inilah buktinya, tak ada seorangpun yang bisa menghalangiku. Ketika aku masih kecil ibuku berpesan kalau diriku ibarat pisau, bisa untuk membantu atau juga untuk membunuh, dan lihatlah sekarang! Aku telah mengasah pisau ini menjadi sangat tajam! Jangan menutup mata saudaraku, kalian akan menyukai yang aku lakukan, dan aku tidak akan berhenti sampai disini”

Kata-kata terakhir dari politik membuat semua orang menjadi ketakutan, Hakim, jaksa, polisi, kritikus, kepala daerah serta semua peserta sidang dengan penuh curiga bertanya-tanya dalam hati ”jangan-jangan selama ini kita semua juga sudah dipengaruhi politik?”

Politik tak pernah dewasa apalagi menjadi tua, layaknya remaja politik penuh dengan semangat. Seorang Remaja terkadang hanya mementingkan dirinya sendiri, sering menyalahkan orang lain, memandang rendah, dan hanya pendapatnya lah yang paling benar, begitu juga dengan politik!!

Tidak ada komentar: